PANDEMI

9 Maret 2021

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Apabila ada yang membaca tulisan ini, mungkin kalian juga akan menyetujui bahwa setahun sudah kita melewati masa pandemi ini. Tidak pernah terbayangkan bahwa setelah pemerintah mengumumkan bahwa kita juga terhempas karena keadaan pandemi ini, seketika hidup tidak lagi sama seperti sebelumnya.

Katakanlah pekerjaan, sekolah, ekonomi, liburan, kebiasaan.. Semuanya berubah mengikuti keadaan sekarang. Saya merujuk ke diri saya sendiri, saya sempat merasakan struggling dalam pekerjaan yang pada akhirnya saya harus menelan pil pahit bahwa saya pun terkena imbas "dirumahkan". Nasib baik, tidak lama kemudian ada penawaran di tempat lain. Jadi alhamdulillah saya merasakan "dirumahkan" hanya 2 minggu saja.

Sekolah, anak juga sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), walaupun menjadi PR setiap pagi untuk bangunin dan tentunya ditambah bumbu ngomel kalau anak susah diberitahu. Ekonomi, nggak bisa dipungkiri kalau ada penyesuaian di gaji, pemotongan gaji dll. Tapi struggle nya adalah untuk menggaji PRT untuk saat ini tidak bisa disesuaikan karena kerja PRT juga bertambah karena anak yang biasanya sekolah, ada di rumah dan butuh bantuan. Niat awal mau mengurangi jasa PRT tapi rasanya tidak memungkinkan. Liburan, boro-boro mikirin liburan, mikirin bisa bertahan hidup dan tetap bahagia saja sudah syukur alhamdulillah. Walaupun begitu, nggak sedikit juga orang-orang bodo amat tetap liburan, tentunya hanya bisa di dalam negeri.

Kebiasaan, banyak kebiasaan yang berubah baik untuk diri sendiri maupun di publik. Untuk diri sendiri, setiap hari, setiap kemana pun sekarang harus dan wajib menggunakan masker. Kalau untuk saya pribadi sebetulnya menggunakan masker merupakan hal yang sudah biasa karena sebelum pandemi pun saya menggunakan masker jika naik angkutan umum (ojek online dan kereta). Selain itu, yang tadinya tidak terbiasa menggunakan hand sanitizer (saya jujur lebih senang mencuci tangan langsung), jadi harus selalu sedia hand sanitizer di tas. Ada lagi yang nggak kalah penting adalah disinfektan. Semprot-semprot dimana pun berada.

Sayangnya di awal pandemi banyak sekali orang yang memanfaatkan keadaan untuk meraih keuntungan yang besar, contohnya pihak-pihak tertentu mencoba menimbun masker, disinfektan, hand sanitizer lalu menjualnya dengan harga yang sangat tinggi. Sungguh sangat tidak ada sisi toleransi terhadap sesama umat. Anyway, saat ini kita sudah memasuki tahun kedua masa pandemi, kondisi masih seperti ini, pasien Covid masih ada, orang yang terinfeksi juga akan selalu terus ada. Tinggal kita yang harus pintar-pintar menjaga kesehatan dan menjaga diri supaya tetap sehat dan tidak terkontaminasi dengan virus-virus tersebut.

Hidup dengan pandemi sungguh sangat menyesakkan memang, kita tidak selalu bebas untuk bergerak, tetapi ada sisi baiknya juga. Apa sisi baiknya? Kita jadi lebih dekat dengan keluarga, sering di rumah, khususnya untuk saya pribadi, yang sebelumnya kerja di kantor bisa berangkat pagi lalu pulang malam bahkan jarang sekali bertemu dengan anak, saat ini saya sudah sangat terbiasa dengan morning routine bersama anak-anak. Lainnya lagi saya jadi tahu bagaimana perkembangan pelajaran anak saya saat belajar dan juga pertumbuhan anak bungsu saya. Alhamdulillah.

Bagian yang paling struggle menurut saya adalah school from home merupakan tantangan yang sangat menguras tenaga, pikiran, emosi dan waktu. Sungguh saya sangat salut dengan para guru yang bisa dengan sangat sabar mengajarkan murid dengan berbagai macam latar belakang, sifat, tingkah laku. Saya menghadapi anak sendiri saja sudah pusing!

Pandemi ini mengajarkan saya betapa saya harus menghargai diri saya sendiri, saya tidak boleh membiarkan orang terus menganggap saya hanya sebagai orang yang tak berguna. Pandemi ini juga menjadi titik balik kehidupan karir saya. Selama 2017 - 2020 saya merasa karir saya tidak berkembang dan juga mengalami penurunan kepercayaan diri dalam lingkungan yang mengerdilkan pihak-pihak tertentu. Setelah saya tinggalkan, saya baru menyadari bahwa betapa saya sangat dikerdilkan selama ini dan dianggap tidak bisa bekerja. Tapi alhamdulillah hal itu semua sudah berlalu dan saya bisa bangkit kembali dan kini saatnya saya bekerja lebih baik lagi (dalam versi saya) dimana saya tidak peduli apa yang dikatakan oleh orang lain. Syukur alhamdulillah.

Ada banyak juga yang malah membangun usaha di masa pandemi ini, tidak sedikit teman-teman yang membangun usaha makan, minuman, atau apapun itulah yang bisa mendapatkan keuntungan harus selalu ada jalan untuk bisa bertahan hidup. Bagaimana cerita pandemi versi kalian? Saya harap pandemi ini bukan menjadi hal yang mengubur impian kalian ya. Tetap berpikir positif, berdoa dan terus berusaha demi diri sendiri dan juga keluarga yang kia sayangi.


Xx,

@mshanur 

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Pengajuan Visa Australia

Road to #ColdplayMelbourne2016 - DAY 6 COLDPLAY Concert!!

Baby Stuff's Shopping