Trip to Melbourne (Day 2 - 19 Sept 2014)

08.30 waktu Melbourne, kita landing dengan selamat, alhamdulillah.. Perbedaan waktu antara Indonesia dengan Australia adalah sekitar 4 jam. Australia lebih cepat 4 jam. Buru-buru kabarin Mama kalau aku dan suami sudah mendarat di Melbourne, walaupun Mama balesnya 5 jam kemudian hehe..

Begitu keluar dari pesawat, hal pertama yang kita rasakan adalah : kedinginan. Hihihi norak yah hihi. Bodo. Langitnya cerah banget tapi dinginnya luar biasa. Konon katanya cuaca di Melbourne itu gak bisa diprediksi, yah udah macam Jakarta lah yaa.

Melbourne Airport atau biasa disebut Tullamarine. Airport nya bagus, tapi kayaknya masih kalah sama Changi. Maaf kalau aku salah soalnya gak sempet muter-muter, bermain dengan waktu. Kita langsung ngantri untuk cap di Customs. Hal yang ditakutkan sebenarnya adalah takut gak paham kalau lagi ngobrol sama warga setempat. Bahasa Inggris nya kan agak beda (semacam british accent tapi lebih kumur-kumur, hehehe). Nah orang pertama yang ditemui kan petugas customs, alhamdulillah fine-fine aja. Paling kalo gak ngerti bilang "sorry, i can't hear youuuu" hehehehe..

Beres dari customs, kita mesti antri lagi untuk benar-benar keluar dari bandara. Aku gak tau ini rasis atau gimana, tapi sepenglihatan aku, yang berketurunan Tiong Hoa dipisahkan di line yang berbeda (sekali lagi, maaf kalau aku salah. Itu yang aku lihat saja). Tadinya aku juga takut kalau aku "dipisahkan" karena berkerudung, tapi amaan.

Foto di depan Bandara dan di dekat booth SkyBus. Sambil istirahat lempengin kaki dan menikmati udara Melbourne yg sejuk, kita foto-foto dulu aja, namanya juga turis ye kaan. Kita naik SkyBus menuju City, lebih tepatnya turun di Southern Cross Station atau kalau di Jakarta semacam Terminal Lebak Bulus deh dan SkyBus itu seperti Damri tapi waaay much better.

ini penampakan tiket SkyBus nya, one way itu 18AUD atau sekitar Rp.200,000 (kurang lebih). Mihil yah? Sudahlah, kalau sedang di negara orang jangan sibuk hitung kurs nanti jadi gila hahaha..

Jalanannya lancar banget, gak ada traffic jam sama sekali, dari bandara sampai ke Southern Cross Station itu cuma sekitar 20 menit. Selama di perjalanan, aku menikmati pemandangan sambil nyambi lihat Google Maps, kami sedang melewati jalan apa dan daerah apa. Dan oh ya, pastinya sesekali posting di Soc-Med dong! Haha.. People nowadays.

Southern Cross Station (pic courtesy of au.timeout.com)

Oh ya, sebelum lanjut cerita, aku selama ke sana mengaktifkan paket data international roaming selama 5 hari, lumayan bisa tetap berkomunikasi dengan tenang, bisa whatsapp, bisa e-mail, bisa Soc-Med (haha lagi). Tapi please don't call. Hehe.. Ok, intermezzo.

Foto di depan pintu masuk ke Southern Cross Station. Dan pastinya belum mandi doong, masih pake kostum yang kemarin aja.

Lalu dari Southern Cross Station, kita meraba-raba mau menuju ke hostel tempat kita stay. Adanya di Elizabeth Street, karena kita belum tahu mau naik apa, jadi kita telusuri dengan berjalan kaki sambil seret koper macam peserta kompetisi nyanyi yang sudah dieliminasi.


Istirahat dulu, capek yah bu.. Lumayan mata sepet mesti jalan sekitar 1 kilo menuju hostel. Lihat lagi itinerary dan map yang sudah aku print out.


Map dan Itinerary yang selalu aku bawa kemana-mana. 

Sambil menggeret koper mencari Elizabeth Street, aku lihat pemandangan sekitar, rasanya gak cuma aku dan suami yang bawa koper, banyak juga orang-orang yang seperti kita. Mungkin mereka juga turis, pikirku. Di sana taman banyak banget. Itu di city loh, belum main ke daerah yang lain (tapi selama beberapa hari di sana kita emang gak main jauh-jauh sih karena keterbatasan dana untuk transportasi).

Akhirnya sekitar 20 menit jalan kaki, kita tiba juga di ujung Elizabeth Street. Setidaknya kita sudah sampai di Elizabeth Street tinggal cari dimana si hostel itu. Mampir dulu sarapan di Subway dan yang bisa dimakan hanya 1 jenis yaitu TUNA. The rest? Not allowed for moslem kata penjualnya. Hiks, pork. Kalau aku gak pake hijab pasti gak akan dikasih tahu dan gak sadar deh makan pork. Hahahaha.. Oh yaa... Aku agak merasa terhina sih, yang makan Subway di sana kebanyakan abang-abang tukang yang bajunya kotor dan mahasiswa. Berasa kere bener gue hahahaha... Ahh bodo yang penting gue dah sampai sini! Lol.

Beres makan kita langsung jalan lagi dan jalan sekitar 200 meter dan sampai deh di depan Hostel Elizabeth. Alamat tepatnya adalah di 490-494 Elizabeth Street, Melbourne, 3000. Sangat dekat dengan Queen Victoria Market. Kita sengaja pilih hostel karena biaya. Dari sekian banyak hostel yang ada, rasanya Elizabeth Hostel yang paling murah. Untuk stay selama 4 hari 3 malam kita bayar 192AUD atau sekitar Rp.2,112,000. 

Oh ya, jauh sebelum berangkat, aku rajin lihat Google Maps dengan Street View untuk tahu dimana letak persis dan bagaimana bentuk gedung atau daerah yang akan aku datangi. It helped a lot, trust me. Jadi begitu sampai di tempat tujuan sudah berasa familiar karena sudah lihat di Google Maps Street View. Thank you Techno!

Kekurangan hostel ini adalah tidak ada lift, jadi kalau traveling pake koper siap-siap angkat sendiri ya hehe. More information bisa lihat di www.elizabethhostel.com.au

Kita buru-buru unpacking, mandi, beres-beres dan lalu bergegas untuk jalan-jalan lihat pemandangan dan siap-siap untuk sesuatu yang aku kejar (dan bela-belain) ke Melbourne.

Jalan-jalan menyusuri sepanjang Elizabeth Street, lalu kita coba naik City Circle Tram dengan nomor 35. Ini merupakan free tram yang dikhususkan untuk para tourist. City Circle Tram ini beroperasi mengelilingi city saja dan terdiri dari 29 perhentian. Sangat membantu untuk kita yang traveling dengan low budget, bantu reduce transportation cost. Unless pada pengen jalan-jalan keluar dari City, mesti nyambung dengan tram/bus/train yang ada cost nya dengan kartu myki (http://ptv.vic.gov.au/tickets/myki/). Aku sih gak sempat coba, lagi-lagi karena budget yang terbatas :)



Seperti tourist pada umumnya, kita pasti ke tempat dimana sesuatu itu adalah menjadi icon dari kota tersebut. Kalau di Melbourne itu city icon nya adalah Gedung Flinders Street Station.




Yeap, itu dia gedung tua berwarna kuning yang dinamakan Flinders Street Station, stasiun kereta yang tersohor di Melbourne.


Ini sepeda disewakan, ada beberapa titik tempat penyewaannya, tapi menggunakannya kita harus punya card nya. Kita bisa menggunakan sepeda ini dari satu titik lalu nanti kita mengembalikan di titik yang berbeda. More info : www.melbournebikeshare.com.au



Foto atas itu namanya adalah Federation Square dan yang foto bawah adalah Melbourne Visitor Centre. Di sebelahnya lagi ada namanya ACMI (Australia Centre of Moving Image) ~ akan diceritakan di postingan selanjutnya.

Di Federation Square ini free WiFi! WiFi nya kenceng banget, gak heran banyak yang duduk-duduk sambil santai atau makan siang, atau bahkan maen laptop di sana. Poin utama nya sih no air pollution.

Dari sana kita kembali berjalan menyusuri city. Yang pasti sekitar jam 4 atau jam 5 aku sudah harus berada di Etihad Stadium. Tapi kita terlalu dini nyampe Etihad, jam 4 di sana belum ada tanda-tanda bakal ada konser. Sepi. Aneh. Aku sempat ragu, beneran ada konser gak ya soalnya gak ada umbul-umbul, poster atau apapun lah itu promotion tools. Akhirnya cek ombak dulu lihat pintu masuk, booth jualan Official Merchandise. Udah ada sih yang antri, tapi gak seperti di Indonesia kalau antri konser udah dari 5 jam sebelum, bahkan bisa semaleman nginep di gedung konser ye kann..

Akhirnya kita balik lagi ke Southern Cross Station untuk cari makan yang (pastinya) murah meriah mencret yaitu Hungry Jacks (bentukannya sama seperti Burger King). Selesai makan kita langsung balik lagi ke Etihad dan aku antri, gabung sama mbak dan mas bule lainnya. Hehehe.. dan tentunya ada orang Indonesia dan Asia lainnya juga dong (sayup2 dengar mereka ngobrol dan take some selfies). 


Yes, i went to Melbourne because of him, Justin Timberlake. Yeah i know i'm crazy. Tapi aku rasa gak cuma aku yang gila. Banyak yang lain kok. Beneran deh, salah satunya artis dengan inisial ML13 hehehe.. I saw him at the venue and met him, dikenalin juga, and share some stories at the beer station on the day after (tenang, aku gak minum beer kok, minum Coke aja. Dan aku satu-satunya perempuan berkerudung yang nongkrong di beer cafe hahaha)

Aku ngantri sendiri, yah karena aku nonton sendiri, suami gak ikutan katanya gak mau buang-buang duit untuk sesuatu yang dia gak terlalu suka banget. So dia jalan-jalan sendiri dan akhirnya balik ke hostel, sementara itu aku? I enjoyed the concert so very much well. Alone but satisfied. I am.




That night, i was so happy inside and out. Sekitar 2 jam dengan jeda 15 menit break, JT bener-bener keren. Aksi panggung nya oke, interaksi dengan penonton bagus, aksi moving stage nya yang cool, suaranya yang konsisten, dance nya yang incredibly hot for sure dan mukanya yang ganteng aneett hahaha... 

Oh ya, itu kan aku dapet tiketnya Silver Arena Standing ya, yang mana itu posisinya adalah agak jauh dari bibir panggung, kalau yang dekat dengan panggung itu area Gold Arena Standing. Tapi gak tahu kenapa, mungkin karena kita pada antrinya cukup lama, jadi petugasnya kasi kita masuk ke Gold Arena dengan tiket Silver, kita dikasi gelang kuning. It was cool, wasn't it?



Thank you Mr. JT
I guess I'll see you around, one day. 

To be continue..






















Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Pengajuan Visa Australia

Road to #ColdplayMelbourne2016 - DAY 6 COLDPLAY Concert!!

KL Trip with Mama (and launching @anameyabelibeli)