KL Trip with Mama (and launching @anameyabelibeli)

April 4, 2017

Hey hey... 

Aku kembali dengan update trip terbaru. Destinasi kali ini adalah Kuala Lumpur. Nggak jauh-jauh.. Berhubung aku baru saja resign (dan bekerja lagi mulai 17 April di tempat baru), jadi waktu luang aku isi dengan jalan-jalan untuk menyenangkan mama, adik dan anak. Kebetulan suami nggak bisa ikut pula.

Trip ini sudah aku persiapkan dari pertengahan Maret, dimana di saat yang bersamaan aku mengajukan resign. Lalu, aku bisa menentukan tanggal trip dan juga untuk membuat itinerary. Trip ini agak unik karena aku nggak sendiri, melainkan dengan anakku yang berangkat dari Jakarta - lalu mama dan adikku berangkat dari Pekanbaru. Lalu kita berjumpa di Kuala Lumpur International Airport 2. Awalnya sih niatnya mau ke Singapore, tetapi dikarenakan all expenses comes from me, aku harus pintar-pintar susun keuangan supaya nggak jebol hehehe. Singapore 3x lipat lebih mahal dibanding KL makanya aku pilih KL. Lagipula niatnya juga mau ketemu saudara yang di sana. 

Aku berangkat tanggal 4 April, sekitar jam 11 siang. Sementara Mama dan adikku pun juga berangkat di tanggal yang sama dan di jam yang sama, tetapi mereka duluan sampai karena waktu tempuh dari Pekanbaru ke KL hanya 50 menit, sementara dari Jakarta ke KL kurang lebih hampir 2 jam. 

Nggak sengaja ketemu teman lama di pesawat, yaitu Rangga. Kebetulan dia pramugara AirAsia tetapi sedang tidak bertugas. Lumayan reunian juga sebentar hehehe...

KLIA2 bersama Rangga dan Keiko

Sempat ditemankan oleh Rangga sebentar sampai aku ketemu dengan Mama dan Dea, dan setelah itu Rangga langsung kembali masuk ruang tunggu karena dia harus kembali terbang ke Medan. Okay thank you Rangga, sampai ketemu lagi yaaa....

Seperti biasa karena aku akan stay seminggu di Malaysia, maka aku segera mencari SIM Card local, akhirnya dapat Maxis Hotlink dengan harga MYR30 dengan 4GB, jika download aplikasinya ditambah lagi 1GB secara cuma-cuma. Okay, 5GB cukup lah yaaa untuk segala aktivitas selfie, social media dan lain-lain hhehehe, karena sesungguhnya itu adalah kebutuhan utama saat ini. Setelah jumpa dengan Mama dan Dea, kita langsung makan di KFC. Sementara Mama dan Dea sholat, aku dan Keiko makan secepat kilat.

Untuk menuju ke tengah kota, aku sudah memesan tiket SkyBus jauh-jauh hari. 1 orang harganya MYR10,5 atau sekitar Rp.30,000 yahh kurang lebih sama kayak Damri ya. Membutuhkan waktu sekitar 1 jam kurang lebih dari bandara ke KL Sentral tempat perhentian terakhir, dimana dari KL Sentral kami harus kembali nyambung naik kendaraan, yaitu Grab Car! Hehehehe... Awalnya aku bingung kenapa setelah dapat Grab kok nggak ditelfon-telfon sama orangnya, lah iya baru ingat kalau nomor telefon aku yang terdaftar kan nomor telefon Indonesia, sampe bego juga nggak akan bisa di-call sama drivernya hehehe. Registrasi ulang dengan nomor Malaysia yang baru aku beli, lalu baru order Grab lagi. Baiklah, agak cukup lama ya menunggu karena order pertama sudah berhasil lalu begitu datang, mobilnya city car yang imut sementara kita 3 orang dewasa dan 1 anak-anak dengan 1 koper besar, 2 koper sedang dan 1 koper kecil. Oh ya! Dan 1 stroller yang tidak bisa dilipat menjadi kecil. Driver pertama gagal, lau lanjut ke driver kedua setelah 5 menit menunggu dia cancel karena mungkin kejauhan. Akhirnya driver ketiga berhasil juga, mobilnya Proton Exora, sengaja aku pesan yang 6-seater karena ya itu tadi orangnya banyak dan barangnya banyak heheheh.

Menunggu Grab Car :)

Kebetulan kita itu kan datangnya di hari Selasa dan tiba di KL Sentral pas di jam orang pulang kantor, makaaa dengan senang hati kita pun ikut-ikutan kena macet, tapi tenang, macet di sana tidak segila di Jakarta. Lebih sering macet karena polisi mendahulukan orang-orang yang keluar dari gedung perkantoran, motor ada tetapi tidak banyak. Beda dengan Jakarta yang kalau macet pasti dihujani dengan kumpulan motor yang naudzubillah buanyaknya!

Serviced Apartment tampak depan
(photo credit : hoteltravel.com)

Dari sekian banyak hotel, apartment yang aku cari via agoda, booking.com dan lain-lain, didapatlah A Best Seri Bukit Ceylon ini dengan harga yang paling murah dan terletak di tengah-tengah kota, di pusat keramaian yaitu daerah Bukit Bintang. Since aku nggak mungkin ajak Mama dan Dea patungan ya kaaaan, jadi cari yang cocok sama kantong aja deh, nggak usah yang terlalu mewah, toh the rest money kita bisa pakai untuk hal  yang lain. Hehehe. Kesan pertama dengan apartment ini adalah, waw semua petugasnya Hindi hehe.. kamar bergaya old school (jadi ingat penginapan Alm. Papa waktu jaman masih kerja mandah di Duri). Standard apartment ada kitchen set, ruang keluarga lengkap dengan sofa, tv dan meja. Lalu ada meja makan juga, kamar hanya ada 1 dengan kamar mandi di dalamnya. Di kitchen set nya lumayan lengkap, ada fridge, microwave, kompor tanam, alat-alat masak, toaster, kettle, utensils. Yang nggak ada cuma 1, sabun cuci piring hehehe. Oh ya, di dalam gambar booking.com aku melihat ada mesin cuci ternyata begitu sampai nggak ada mesin cuci untuk kamar kita ini. Okelaaahh... berharapnya kemarin ya mau laundry semua baju kotor jadi nanti pulang sudah bawa pulang baju bersih saja. Gagal.

Untuk yang pengen liburan ke Kuala Lumpur dengan budget pas-pasan tapi bawa rombongan mending rent apartment, salah satunya ya si Bukit Ceylon ini, untuk tempat tidur saja okay lah. Alamatnya di 8 Lorong Ceylon, Off Jalan Raja Chulan, Bukit Bintang Kuala Lumpur. Untuk 5 malam cukup dengan membayar sekitar MYR899 atau setara Rp.2,800,000 (via booking.com) dan dengan deposit MYR200. 

Sampai di apartment sekitar jam 6 sore lebih dikit dan lalu teman baikku yang bernama Imad sudah meng-absen aku untuk dinner bersama. Okelah kita beres-beres bongkar koper, mandi, sholat mahgrib, kita akhirnya dijemput sama Imad dan diajak makan ke Nasi Kandar Pelita yang letaknya nggak jauh dari KLCC (dan dekat juga dengan kuburan nenek). Oh ya, bagi yang pernah ke Zouk Malaysia, Nasi Kandar Pelita ini adalah penggantinya. Yas, Zouk digantikan oleh si Nasi Kandar Pelita. Hehehe..

Makan besar di Nasi Kandar Pelita.
Oh ya, Imad baru saja punya pacar (ciee cieee akhirnya), setelah sekian lama doi terpuruk patah hati, akhirnya menemukan cewe cantik bernama Nadzira yang ternyata pun pernah sekolah di pesantren di daerah Indramayu. Jadi, dia bisa dan lumayan mengerti ngomong Indonesia hehe. Hopefully ini yang terakhir deh Mad! Hehe.. Dari menu makan malam ini yang paling aku kangenin adalah si ayam hitam. Kalau lihat foto di atas, makanan yang berwarna hitam nah itulah dia. Pertama makan ayam hitam juga dengan Imad dan dengan Boya di tahun 2010. Nggak begitu paham apa resepnya tapi kalau aku rasa sih seperti semur tetapi kering dan lengket. Enak sih, apalagi ditambah dengan ditraktir sama teman baik, semakin enak hehehe.. Well, thank you Imad and Nadz. 

Sebelum kembali pulang ke apartment, kita sempat mampir dulu ke Family Mart untuk beli bahan-bahan  makanan untuk sarapan, karena kita rent kamar tanpa sarapan jadi kita harus masak sendiri. Yah standarlah yang dibeli serela, roti, mi instan, susu. Thank you Imad sudah diajak makan malam, antar-jemput dan ditungguin pula pas lagi belanja. The best deh ini orang, semoga langgeng sama Nadz.

April 5, 2017

Kalau sesuai itinerary, hari ini kita mau naik Hop On Hop Off jalan-jalan keliling kota menggunakan bus double decker. Tetapi karena aku salah baca map dan akhirnya nyasar (dan kesiangan juga), akhirnya kita menggunakan plan B yaitu jalan-jalan di mall saja, Berjaya Times Square. Niatnya sih masuk Berjaya itu mau ke Indoor Theme Park nya tetapi berhubung anak saya takut, jadi gagal. Memang sudah terkenal ya di negara ini, banyak TKI atau TKW. Salah satunya aku temukan di mall ini. Waktu ke toilet, petugas toiletnya nguping aku dan Keiko ngobrol dan akhirnya dia pun ajak aku ngobrol. Kayaknya senang sekali ketemu dengan orang Indonesia. Beliau baru 2 tahun merantau ke Malaysia, asalnya dari Pekalongan. Dan menurut info dari beliau, rata-rata yang jaga toilet di mall Malaysia itu adalah TKW atau TKI yang sudah tua, karena dianggap sudah tidak layak menjadi ART maka mereka disarankan untuk jaga toilet. Semoga banyak rezeki ya bu untuk dikirim ke kampung halaman.

Dari Berjaya Times Square, kita bertolak ke Suria KLCC. Demi menghemat pengeluaran (tanpa taksi) dan jaraknya juga tidak terlalu jauh, kita mau mencoba naik monorel. Agak repot karena pada saat kita mau naik monorel dan LRT, Keiko sedang nyenyak tidur di stroller (so nggak bisa lipat dan angkat stroller) dan yang paling penting adalah semua lift under construction. Jadi aku dan Dea bekerja sama mengangkat stroller yang beratnya sekitar 3kg ditambah anak bayi dengan berat 15kg, naik turun tangga. Yassss!! Hahahaha game on, Dea! Dari Berjaya (stesen Imbi) kita naik monorel ke stesen Bukit Nanas dan pindah ke stesen Dang Wangi. Oh ya, since kita adalah turis, jadi kita beli one time ticket yang ternyata bentuknya adalah token. Kalau untuk citizen memang menggunakan kartu, untuk turis pun ada kartu tetapi karena kita nggak selalu naik transportasi ini jadi kita beli one time saja.

Dari Bukit Nanas ke Dang Wangi jaraknya lumayan jauh dan lewat jalan besar. Nggak hanya itu, escalator yang tersedia hanya escalator naik, untuk turunnya lewat tangga ajah. Yeap! Another game on, Dea! Hahaha need help here. Ini sih ngerjain adik namanya heheheh. Setibanya di Dang Wangi, kita beli token lagi naik LRT ke KLCC, turun persis di KLCC nya langsung. Aku harus akui, untuk urusan transportasi umum, Malaysia memang sudah jauh lebih maju dibandingkan Indonesia, mereka hanya butuh sedikit construction lagi dan voila, all settle persis seperti di Singapura. Sementara di Indonesia semuanya baru dibangun dan koridor MRT pertama pun 'katanya' akan beroperasi di tahun 2019. Kita doakan saja nggak meleset yaaa dengan pemerintahan gubernur yang baru yang katanya bisa merubah Jakarta jadi lebih baik (walau aku ragu, ups!).

Token rapidKL, agak riskan hilang sih sebenarnya ya..

Finally, kita tiba juga di Suria KLCC, menara kembar, Petronas Twin Tower. Uniknya kita di sana nggak ada sesi foto dengan latar Twin Tower. Cuma selfie-selfie aja. Hm.. sebenarnya perjalanan kali ini dibarengi dengan niat aku memulai bisnis kecil bernama "JASA TITIP" hahaha..dengan akun instagram bernama @anameyabelibeli. Customer perdana nggak lain dan nggak bukan adalah teman-teman / kakak ipar sendiri yang titip Smiggle, Harrods, Vincci, Miniso dan Mamee. Dan sesi belanja pertama aku mulai di KLCC karena di sana adalah Smiggle dan Harrods. Toko pertama yang kita kunjungi adalah Smiggle, agak cukup lama kita di sana karena kebetulan yang titip adalah sahabatku sendiri dan pesanannya agak banyak. Dengan dibantu oleh Mama dan Dea, aku sibuk foto-foto semua barang dan kirim foto ke customer. Seteah sekitar kurang lebih 45 menit, akhirnya selesai juga belanjanya. Sayang banget Smiggle belum kerjasama dengan pemerintahan setempat untuk memberlakukan Tax Refund bagi turis, padahal belanjanya di atas MYR300, harusnya bisa dapat Tax Refund. Setelah belanja Smiggle, kita makan, sholat dan duduk di taman sambil makan Hokkaido.

Setelah santai sebentar di taman KLCC, kami kembali masuk ke dalam mall untuk makan di lantai 4 di food court. Entah kenapa aku kurang berselera dengan makanan yang ada di sana dan pada akhirnya diakhiri dengan aku salah pesan makanan. Niat hati mau pesan makanan sehat di salah satu tenant, nama makanannya adalah Healthy Pesto Spaghetti. Dari gambarnya sih kelihatan enak, begitu datang makanannya, ewh! Bentuknya nggak menarik, rasanya luar biasa yuck! Ditambah harganya cukup mahal ya sekitar RM18. Dengan berat hati aku tetap memakan makanan tersebut padahal enegnya luaarr biasa!

Okelah selesai makan, adikku ingin pergi ke toko buku Kinokuniya, sementara adik-mama-anak pergi ke toko buku, aku lari ke Harrods untuk membeli titipan teman. Alhamdulillah begitu sampai di Harrods lagi ada diskon lumayan banget 40% sampai 70% gilaaa... Yang biasanya tote bag itu harganya Rp.600.000 sampai Rp.700.000, pada saat itu hanya menjadi setengah harganya bahkan lebih murah lagi. Setelah kurang lebih 30 menit, akhirnya aku  selesai di Harrods dan menyusul adik-mama-anak di Kinokuniya. Selesai dari Kinokuniya, pas banget mall nya mau tutup maka langsung saja kita pesan Grab Car untuk langsung pulang menuju apartemen. Hari ini cukup dulu yah... Istirahat dulu..

Menunggu Grab Car di KLCC


April 6, 2017

Selamat pagi Kuala Lumpur..

Hari ini kita akan sesuai dengan plan itinerary yang sudah aku buatkan sebelumnya, yaitu kita awali dengan jalan-jalan ke Batu Caves yang terkenal dengan patung dewa itu, aku nggak tahu nama persisnya apa hehehe... Dari apartemen kita jalan ke stasiun monorel Bukit Bintang, dari sana kita menuju ke KL Sentral untuk pindah station dan juga ganti kereta, yang sebelumnya adalah LRT dan kali ini kita akan tukar kereta menjadi Commuter. Jadi KL Sentral itu semacam pusat dari semua kereta. Cukup murah biayanya untuk mencapai ke Batu Caves ini. Dari stasiun Bukti Bintang dengan LRT tadi cukup membayar RM1,5 lalu dari KL Sentral langsung ke Batu Caves itu bayar sekitar RM2. Murah yaa. Padahal itu termasuk jauh loh..

Mama, Dea dan Keiko di tengah-tengah keramaian KL Sentral

Kita menunggu kereta Commuter sekitar 15 menit, kalau mau dideskripsikan mengenai commuternya nggak berbeda jauh dengan Commuter yang ada di Jabodetabek, hanya saja mungkin lebih "tidak bau" ya hehehe... Agak jarang juga orang pada berdiri, karena keretanya memang tidak terlalu ramai, apa karena aku duduknya di gerbong paling belakang ya jadi nggak tau keadaan kereta bagian tengah. Tapi menurutku cukup oke dan nyaman kok dengan harga segitu pula. Hampir sekitar 30-45 menit akhirnya kita sampai juga di stasiun terakhir yaitu Batu Caves. Memang commuter itu mentoknya di Batu Caves. Jauh kan ya tentunya :)

Much better ya dibandingkan dengan Commuter Jabodetabek

Now you know kan itu patung apa... Hehe..

Nah ini loh Batu Caves itu. Sebenarnya ini adalah tempat suci dan beribadah bagi umat Hindu karena memang patung-patung yang ada di sana menjelaskan mengenai agama Hindu, kepercayaannya dan sejarahnya. Di belakang patung itu ada tangga yang kurang lebih ada sekitar 200 anak tangga, aku, Dea dan Keiko mencoba naik ke ata, luar biasa capeknya. Dan ternyata di dalamnya ada goa yang besaaaar dan luas sekali. Di dalamnya khas banget dengan bau dupa ala umat Hindu. Harusnya kita bisa masuk lagi terus ke dalam tetapi karena mempertimbangkan mama yang menunggu di bawah, jadinya kita cukup sampai di situ saja lalu kita turun kembali.

 Keiko strike a pose :)


Setelah turun tangga, kita minum dulu yang banyaaak, makan es krim dan lalu kami kembali menuju stasiun kereta untuk kembali ke KL Sentral. Setibanya di KL Sentral, kami langsung makan siang di food court Mall Nu Sentral dan sekalian bertemu dengan adik sepupuku yang memang kebetulan bekerja di KL Sentral. Karena nggak bisa lama-lama, akhirnya kita berpisah dulu dan Leena kembali bekerja. Nah, di mall ini kita menemukan toko Miniso dan aku kembali lagi beraksi untuk jasa titip. Nggak terlalu banyak yang dibeli di Miniso ini, aku banyakan foto-fotoin saja. Kalau nggak salah ada Miniso juga di dekat daerah apartemen. Cuma beli beberapa stuff lalu kita langsung balik menuju KL Tower yang di sana juga ada KL Upside Down House. Karena jarak yang lumayan dan belanjaan yang cukup banyak, maka kita memutuskan untuk naik grab saja. 

Dalam waktu kurang dari 30 menit kita sudah sampai di KL Upside Down House. Ini kali pertamanya kita ke rumah terbalik (seperti yang ada di Ancol, di Jogja, di Bali dan dimanapun lah). Jadi kita agak kurang paham dengan hasasil jepretan kita. Semuanya dirasa gagal deh hahaha...

Ini sebagian hasil foto-foto kita di KL Upside Down House :

It's my mom. Failed? Hahaha...

Untuk masuk ke dalam KL Upside Down House harus membayar sebesar RM40 per orang. Bebas di dalam mau seberapa lama coba semua angle. Tapi karena aku dan adikku sangat tidak berbakat untuk hal ini jadi kita nggak cukup lama di dalamnya, yaaaa nggak sampai 30 menit deh sepertinya. Nggak lama setelah itu, kita akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke apartemen.


 Lelah, waktunya kembali ke apartemen

Kalau dilihat dari map ya, KL Tower ini tampak dekat dengan apartemen kita, ternyata yaa cukup jauh untuk berjalan kaki. Bocah sih enak tinggal duduk manis, nah kita yang dewasa ini yang harus berjalan kaki cukup jauh.. I am sorry Mama, I am sorry Dea hehehe... biar berasa jadi turisnya yah hehe.. Mudah-mudahan nggak kapok ikut jalan-jalan ala Mellissa, this is the way i am hehehe... Kira-kira kita berjalan sekitar 20 menit akhirnya tiba juga di apartemen yah, alhamdulillah. Sementara Mama, Dea dan anakku istirahat, aku kembali berjalan kaki menyusuri Bukit Bintang untuk mencari makan, nggak usah yang aneh-aneh, aku akhirnya beli KFC saja. Ganjaran untuk Mama dan Dea yang sudah sabar ikut petualangan si Mellissa hari ini dengan berjalan kaki hehehe... 


April 7, 2017

Hari keempat kita di sini, diawali dengan kita mau belanja Miniso! Hehehe.. Mama dan adikku mulai ketularan  nagih dengan Miniso. Maklum, barangnya yang lucu-lucu dan harganya yang bisa dibilang cukup murah. Jadilah kita nyangkut cukuuuuuup lama di Miniso Bukit Bintang (dekat dengan Plaza Low Yat). Dan ternyata ya, di Malaysia ini cukup banyak loh toko dengan konsep seperti Miniso ini (dengan nama so-so lainnya), barangnya hampir mirip sih. Kalau Miniso kan asalnya dari Jepang, nah ada lagi yang dari Korea tapi aku lupa namanya dan nggak sempat difoto juga sih.

Kita menghabiskan waktu sampai tengah hari di sana, sampai pada akhirnya kita memutuskan untuk beranjak ke Lot 10. Mama dan Dea mau liat H&M dan niatnya sih mau sekalian makan siang di sana, Tetapi begitu kita menanyakan dimana food court nya, sayang sekali di Lot 10 dan Isetan food court nya non-halal. Hmmm padahal dulu inget banget aku makan di sini juga dengan Boya ada nasi lemaknya dan santai aja deh. Hmmm apa sudah berubah yaaa...Akhirnya kita jalan lagi ke Fahrenheit, salah satu mall baru juga yang berada persis depan-depanan dengan Pavilion yang tersohor itu.

Makan siang di Fahrenheit. Mall yang cukup sepi.

Selesai makan di Fahrenheit, kita mampir dulu ke Vincci yang terletak tidak jauh dari sana. Belanja lagi titipan kakak ipar, belanja oleh-oleh untuk si Kakak yang ditinggal di Pekanbaru, dll. Agak ketat ya Vincci, karena dalam 1 toko ada 5 security. Sempat heran sih aku ya kenapa segitunya sih? Benar saja waktu aku mau antri bayar, ada seorang ibu yang panik kehilangan dompetnya. Entah bagaimana ceritanya beliau baru sadar kalau dompetnya sudah nggak ada di tas begitu beliau mau membayar belanjaannya. Apesnya, itu adalah hari terakhir beliau dan keluarga berada di Malaysia karena esok harinya mereka akan pulang ke Indonesia. Tapi dengan ada kejadian ini harus lapor dulu ke KBRI kan ya. Duh repot! Now i know kenapa itu security banyak sekali di dalam toko sepatu tersohor itu. Hmm..

Done with Vincci, kita geser ke sebelahnya yaitu ke hmm mall apa yaa aku lupa hahaha, yang pasti kita melewati jalan underpass yang nyambung antara mall satu dengan mall yang lainnya. Kuakui sih, untuk hal-hal tertentu, negara ini jauh lebih maju dibanding negara kita sendiri. Indonesia masih sibuk dengan perpecahan, konflik semenjak Pilkada DKI, negara lain sudah maju dengan apa yang mereka punya (yah walaupun mereka ada juga korupsinya sih). Anyways, kami kembali menemukan tempat belanja baju yang lumayan murah brand lokal dari Malaysia. Untuk dress toddler sebesar anakku itu cukup bayar RM29 atau sekitar Rp.90.000 dengan bahan yang ok dan kualitas yang menurutku nggak jauh beda sama H&M atau Zara Girls. Celana pendek jeans untuk anak pun hanya RM29, murah kan? Dibandingkan dengan H&M yang masih harga ratusan ribu rupiah.

Puas belanja di sana, kita kembali geser ke Pavilion. Di Pavilion ini aku nggak belanja sama sekali, malah adikku yang sibuk mencari titipan temannya yaitu lip tint, oke lah aku dan adikku berpisah. Sementara aku dan anakku makan di food court lantai dasar, mama dan adikku jalan-jalan dan belanja. Salah satu mandatory shot di Pavilion ini adalah foto di depan mangkuk tumpuk tiga yang ada di bagian pintu depan mall ini. Mangkuk tumpuk tiga itu ada filosofinya, yang mana adalah negara Malaysia ini terdiri dari tiga suku bangsa yang mendominasi yaitu Melayu, Cina dan India.

Selesai hang out di Pavilion, kita akhirnya jalan kembali menuju apartemen dengan mampir sebentar di Starbucks untuk sekedar minum hot chocolate dan night chit-chat dengan Mama dan Dea. Jalan menuju apartemen kami lewati adalah jalan Bukit Bintang yang malam itu sangat ramai sehingga harus ditutup. Konon, katanya memang setiap malam sabtu dan malam minggu jalan bukit bintang itu pasti ditutup dan macet karena cafe di sepanjang jalan itu sangat "hidup". Uniknya, aku mama dea dan keiko cuek aja lewat di sepanjang jalan itu, yang ada malah kita dilihatin dengan orang-orang (yang mostly adalah bule) di sekitar cafe. Tiga perempuan berhijab dan satu balita di dalam stroller lewat jalan ini? Hahahaha... why so naive? Cuek aje lagiiii....


 Mandatory Shot - Pavilion KL


Overnight Chit-Chat with loved ones :)


April 8, 2017

Hari ini adalah hari terakhir kita berada di Malaysia (besok pagi sudah pulang), dan pun hari ini kita gunakan sebagai hari keluarga. Kebetulan kita punya keluarga di sini, yaitu lebih tepatnya adalah kakak kandung mamaku (yang mana adalah om-ku sendiri) dan keluarganya. Dan memang pula mereka baru bisa ketemu di hari ini karena weekdays pun mereka bekerja.

So, tengah hari kita dijemput oleh Kak Monie (anak kedua dari om-ku) dan kita langsung menuju ke rumah om, yang aku panggil Uncle. Jadi pertemuan ini semacam tali kasih antara Uncle dan Mama, karena ceritanya sebelumnya mereka lagi marahan (duileehh). Dan aku lah yang selalu mempertemukan mereka lagi. Ingat di tahun 2010 Uncle dan Mama juga marahan, aku ke Malaysia dan ketemu uncle lalu nelfon mama yang langsung aku berikan ke Uncle, suruh mereka bicara. Then, tangis pun pecah. Hehehehe... Kali ini nggak pakai adegan tangis sihh, cuma tetap saja haru. Hari itu kami dedikasikan untuk keluarga, jalan-jalan, makan dan tertawa. Entah kapan lagi bisa berkumpul, mudah-mudahan bisa berkumpul lagi nanti di bulan September pada hari pernikahan sepupuku di sini.
Cousins Indonesia - Malaysia

Mama - Uncle - Dea



April 9, 2017

Tiba saatnya waktu untuk pulang ke Jakarta dan Pekanbaru. Flight aku dan Keiko di jam 9 pagi sementara Mama dan Dea di jam 10 pagi. Tetapi pastinya kita harus sudah tiba di airport 2 jam sebelum keberangkatan. Sangat standard ya, kita kesiangan, harusnya jam 5 sudah siap untuk ke bandara tetapi kita baru bangun di jam 6 pagi! Kalang kabut untuk siap-siap secepat kilat dan pagi ini kita akan dijemput oleh Norriss (anak laki-laki satu-satunya di keluarga Uncle) dan diantarkan ke bandara. Jam 7 kita baru dijemput. Duuhh tipis banget waktunya, pasti aku dan Keiko nggak akan sempat ngapa-ngapain deh di bandara, bahkan untuk sekedar ngobrol-ngobrol sebelum masuk ruang tunggu pun pasti nggak bisa. 

Setelah sejam perjalanan, akhirnya kita tiba juga di KLIA2, alhamdulillah kita sebelumnya sudah web check-in jadi hanya print out boarding pass dan drop bagasi. Bahkan untuk melakukan transaksi GST Refund pun aku nggak sempat. Pamit yang proper dengan keluarga pun nggak terlaksana, benar-benar mepet banget waktunya. Hanya sempat beli Subway untuk suami lalu langsung lari ke bagian imigrasi. Nggak sampai di situ, ada tragedi tiket hilang pada saat aku mau naik mobil kecil di bandara (apa ya itu namanya? yang untuk mempersingkat waktu jadi kita naik mobil seperti boogey). Pada saat naik mobil itu, baru aku sadar kalau boarding pass aku hilang! Oh ya Tuhaaan.. Masa Keiko pulang sendiri? Panik benar-benar panik, akhirnya aku minta bapak drivernya menunggu sebentar sementara aku berlari menyusuri jalan yang tadi aku lewati. Langsung ke bagian imigrasi dan bertanya dengan petugas, mereka tidak tahu. Sudah hampir menangis, akhirnya aku temukan boarding pass ku jatuh di lantai, THANK GOD nggak ada yang ambil dan masih tergeletak manis. Aku ambil dan langsung kembali lari menuju mobil boogey. Alhamdulillah penumpang yang lain nggak marah, malah mereka menanyakan "where was it?are u okay?". Nggak paham lagi mau terima kasih dengan bapak driver dan penumpang lainnya sudah mau menunggu dan menjaga Keiko. Lucunya Keiko, begitu melihat aku dari jauh dia teriak "yeayy Mami hebaaaat tiketnya ketemuuu" Hahahahaha kocak, dia nggak tau emaknya panik pucat lutut lemas takut ditinggal pesawat. 

Sampai di ruang tunggu, semua penumpang sudah antri untuk masuk pesawat. Terima kasih Allah akhirnya nggak jadi ditinggal pesawat. Hhhh... sungguh akhir dari liburan yang sangat penuh oleh drama yah.. Hehehehe...



Sekian lah cerita liburanku yang paling anyar, kewajiban menunggu seminggu lagi yaitu pekerjaan di tempat yang baru. Mudah-mudahan tambah banyak rezekinya ya jadi bisa umroh atau jalan-jalan sama keluarga lagi. Sampai jumpa di liburan berikutnya dalam waktu dekat..

Best,
@mshanur

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Pengajuan Visa Australia

Road to #ColdplayMelbourne2016 - DAY 6 COLDPLAY Concert!!

Baby Stuff's Shopping